Sistem Backup Directadmin

Posted on

Sistem backup directadmin pada admin level default biasanya disimpan pada folder admin_backups. Pada kondisi tertentu kita menginginkan ketika backup langsung otomatis tercopy ke server remote. Dengan melakukan mount server remote backup ke folder admin_backups, Namun sayangnya yang terjadi :

  1. Ketika proses backup, maka directadmin membuat temporary file backup di folder admin_backups
  2. Ketika proses backup, maka directadmin mengkompressi file backup juga di folder admin_backups

Artinya proses backup lebih lama dan penggunaan bandwith remote bisa dobel dua kali lipat.

Solusinya menurut kami adalah admin_backups tetaplah menggunakan disk lokal dan apabila backup telah selesai anda bisa melakukan rsync data dari admin_backups ke server remote.

Bagaimana backup dengan metode ftp?

Jika dengan metode FTP tidak terjadi seperti diatas karena proses backup akan dilakukan di lokal dan setelahnya barulah di upload.

Tapi kita sendiri lebih menggunakan metode rsync daripada menggunakan ftp.

 

Backuplah File dan Database Secara Terpisah

Kadang pelanggan hanya menginginkan filenya saja yang di restore dan kadang hanya ingin databasenya saja. Nah karena hal ini maka backuplah file dan database secara terpisah.

Anda bisa memisahkan dengan cara menyimpannya di folder berbeda.

Misalnya untuk data file anda simpan di admin_backups/data sedangkan untuk database anda bisa simpan di admin_backups/db

Mempercepat Proses Backup

Untuk mempercepat proses backup anda bisa menggunakan proses cpu secara parrallel. Anda bisa menggunakan pigz.

  1. cd /usr/local/directadmin/custombuild
  2. ./build update
  3. ./build pigz

kemudian tambahkan di directadmin.conf

  1. pigz=4

dan restart directadmin.

Dokumentasi bisa anda temukan disini

Backup di Server yang Sering High Load

Apabila load server anda tinggi bahkan sering maka ada kalanya anda perlu melakukan delay ketika proses backup.

Adapun caranya buatlah script custom :

  1. /usr/local/directadmin/scripts/custom/user_backup_pre.sh

isi dengan

  1. #!/bin/sh
  2. MAXTRIES=20
  3. MAXLOAD=8.00
  4. highload()
  5. {
  6. LOAD=`cat /proc/loadavg | cut -d\ -f1`
  7. echo “$LOAD > $MAXLOAD” | bc
  8. }
  9. TRIES=0
  10. while [ `highload` -eq 1 ];
  11. do
  12. sleep 5;
  13. if [ “$TRIES” -ge “$MAXTRIES” ]; then
  14. echo “system load above $MAXLOAD for $MAXTRIES attempts. Aborting.”;
  15. exit 1;
  16. fi
  17. ((TRIES++))
  18. done;
  19. exit 0;

Ingat chmod 755 ya

  1. chmod 755 /usr/local/directadmin/scripts/custom/user_backup_pre.sh

Artinya backup hanya akan diproses apabila load server anda dibawah 8.

Dokumentasi bisa anda baca disini

Memberikan Jeda pada Proses Backup

Secara default proses backup apabila satu proses telah selesai maka akan dilanjut langsung dengan melakukan backup data berikutnya. Tapi kadang bisa menaikkan load server dan menyebabkan server lambat.

Jika kondisi server anda seperti itu maka anda perlu memberikan jeda pada proses backup dengan cara membuat custom script :

  1. /usr/local/directadmin/scripts/custom/user_backup_post.sh

isi dengan

  1. #!/bin/sh
  2. sleep 20
  3. exit 0;

Artinya setiap kali proses backup selesai maka proses selanjutnya akan berjalan setelah 20 detik.

Anda bisa ubahn nilai 20 sesuai kebutuhan anda.

Dokumentasi bisa anda baca disini

Backup untuk Server yang High IO

Ada kalanya server kita pada kondisi iowait tinggi dan proses backup pun harapan kita bisa tetap jalan. Nah solusinya kita bisa merubah nilai ionice yaitu dengan cara tambahkan di directadmin.conf

  1. ionice_string=/usr/bin/ionice -c2 -n7

restart directadmin.

Dokumentasi bisa dibaca disini adapun korelasinya dengan fitur ini

Demikian beberapa tips sistem admin backups di directadmin dan selamat mencoba.

Referensi
https://www.pusathosting.com/blog/directadmin/tips-sistem-admin-backup-data-hosting-di-directadmin.html